Langsung ke konten utama

Pensiun, takdir atau pilihan?





"Chase you passion, not your pension" Dennis Waitley





Bill Gates


Apa yang terlintas dibenak anda ketika mendengar kata pensiun? hidup bersama istri bahagia disebuah desa yang bersih dari polusi, dengan hamparan taman hijau didepan dan danau dibelakang rumah, dan melihat anak dan cucu berkunjung satu tahun sekali ketika lebaran? Atau hidup santai dengan kekayaan yang anda kumpulkan sewaktu muda, dan membeli semua barang yang anda inginkan? atau menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan keliling dunia? Sama, saya juga berpikir seperti itu :D

In fact, pensiun tidaklah seindah bayangan kita, most of it...
Pada tahun 2008, sebuah survey yang dilaksanakan oleh AXA di 26 negara dan 5 benua bertujuan untuk mengamati persepsi dan perilaku masyarakat terhadap pensiun. Hasilnya? cukup mengejutkan, 65% pensiunan di Indonesia tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Bersenang-senang? lupakan dulu, hidup anda saat ini tergantung dari cinta kasih anak anda. Jika tidak punya anak atau anak anda tidak sesukses yang kita impikan? saya tidak berani menjawabnya, tapi itulah hal yang terjadi di Indonesia saat ini. Now they successfuly transform, from an asset into lialibilities. 

Sebuah survey kecil-kecilan saya lakukan terhadap teman-teman saya yang saat ini baru berkerja kurang dari 2 tahun. Pertanyaannya simpel, "Gaji kalian habis dipake buat apasih (diluar kebutuhan sehari-hari)?". Jawabanya, sebagian besar dari mereka menjawab habis untuk bersenang-senang dan gaya hidup. Sebagian kecil sisanya menjawab masih menyisihkan cukup uang untuk ditabung. Asuransi? sebagian besar mendapatkan asuransi kesehatan dari perusahaan jadi tidak ada yang memikirkan ini, lucunya ketika saya tanya tentang detail asuransi kesehatan ini, semuanya tidak tahu. Beberapa hari kemudian, beberapa dari mereka menghubungi saya dan menyampaikan bahwa asuransi kesehatan yang diberikan perusahaan mereka memiliki nilai yang terlalu rendah (kamar kelas 2 Jakarta), dan bertanya bagaimana cara mendapatkan asuransi kesehatan di tempat lain juga. Investasi? none of them think about it,..

Pada survey AXA, ditemukan juga bahwa 60% masyarakat Indonesia hanya bergantung pada program pensiun yang disiapkan oleh pemerintah Indonesia, yaitu melalui jamsostek dan program hari tua. Pekerja di Indonesia memulai persiapan pensiunnya diumur 39 tahun, sangat telat jika dibandingkan Singapura yang memulai diumur 34 tahun dan Amerika di umur 30 tahun. Yakin uang dan waktu segitu cukup? If you say it yes, then it's your choice. But just for your information, don't forget to put inflation into your calculation :p



"In 2008, when the real estate blow up. It principally hurt older people who saw the value of his house go down, along with their pension plans". Juan Williams





David Murdock



Yuk kita sedikit belajar dari Yunani. Tahukah anda, ternyata masalah pensiun lebih besar dari yang anda bayangkan. Ini bukan hanya soal rumah yang akan kita tempati nanti dimasa tua dan tunjangan hari tua yang akan kita gunakan untuk membeli sepiring nasi dan sepotong steak. It's more complicated than that, it's national problem.

Tentu masih berbekas dari ingatan anda tentang krisis pada tahun 2006-2008 kemarin bukan? Perekonomian morat-marit, dimulai dari subprime mortgage, runtuhnya kerajaan lehman brothers, bailout dillema for US, hingga menyeret sebagian besar negara di Eropa kedalam lubang krisis. Beberapa bertahan, tapi Yunani, negri para dewa, jatuh. 

"It is not only that our EU partners are angry about our lying to them (and to ourselves) about the state of our finances, nor is it only that they will have to help us politically or economically (or both), but there is also the rather damning fact that in many aspects the Greeks enjoy a more privileged life than their German partners in the EU. Through all this borrowing, Greek salaries and pensions rose far above (about 30 percent) Greek productivity. This means that even if salaries in many cases (though not all) were still lower than the German equivalent, pensions were higher, and usually paid at an earlier age. So there is no longer a feeling of the richer EU countries helping their poorer partners – Greece's mess comes across as exploitation of the underprivileged by the pampered." The Economist

Mungkin sebagian dari anda masih belum mengerti hubungan antara pensiun dan Yunani bukan? tenang saya akan jelaskan dalam bahasa yang singkat, ketika Yunani collapse, dia menjadi beban dalam sistem keuangan bersama (Euro) yang dipimpin oleh dua raksasa besar eropa, yakni Prancis dan Jerman. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan Yunani adalah dengan bail-out. Kenapa Yunani tidak dikeluarkan? inilah lucunya Eurozone, ada peraturan tentang syarat suatu negara untuk bergabung, tapi tidak ada peraturan untuk mengeluarkan. Prancis dan Jerman menghadapi dilema besar, intinya ada 3 poin yang jadi permasalahan saat itu:
  1. Uang bailout adalah uang rakyat. Dari jerih payah, keringat dan darah rakyat bekerja yang dipungut dalam bentuk pajak. Kemudian digunakan untuk membiayai hidup negara lain.
  2. Dalam audit yang dilakukan oleh Eurozone, ditemukan fakta bahwa Yunani telah mamalsukan laporan keuangannya agar dapat bergabung kedalam Eurozone. yakni tentang defisit negara dan jumlah hutang. Hal ini diakui secara terbuka oleh presiden Yunani yang kemudian menyatakan untuk mundur. Dengan kata lain, cheat. Dalam sebuah hubungan diplomatik tingkat kenengaraan seperti eurozone yang dipimpin langsung oleh setiap kepala negara, ini adalah dosa yang tidak termaafkan.
  3. Jerman merasa Yunani membayar pensiunan terlalu tinggi dan memberikan pensiun terlalu cepat.

Kenapa pensiun diberikan cepat dan tinggi? Ini adalah kebijakan populis yang diambil oleh pemerintah untuk mendapatkan hati rakyat, hampir mirip seperti subsidi BBM di Indonesia. Sebagai tambahan, pension spending to GDP ratio pada negara Yunani adalah sekitar 12%, hampir sama dengan Jerman, Prancis, Italia dan Portugal yang juga diatas 10%. Lihat kesamaanya? Yup bisa dibilang negara-negara Eropa ini bukanlah negara kapitalis lagi, sudah hampir seperti sosialis untuk kebijakan pensiun ini. Amerika? 6% dari GDP. Dan rata-rata untuk negara-negara OECD adalah sebesar 7,2%.  Sekarang mari kita coba bandingkan berapa umur pensiun Yunani, Jerman dan negara-negara lainnya.




Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap penentuan umur pensiun di suatu negara, yakni ekpektasi hidup dan piramida penduduk. Mari sejenak kita lupakan faktor yang kedua dan fokus pada faktor yang pertama. Semakin maju suatu negara, umumnya akan berkorelasi positif terhadap meningkatnya ekspektasi hidup pada rakyatnya. Hal ini terkait dengan meningkatnya kemampuan penyediaan kebutuhan medis dan lingkungan yang lebih sehat (green). Berdasarkan pada tabel diatas, ditemukan bahwa ekspektasi hidup untuk negara-negara OECD sangat tinggi, yakni berkisar 80-85 tahun. Untuk umur resmi pensiun, terlihat Yunani memiliki umur pensiun yang paling rendah dibandingkan dengan negara OECD lainnya yakni diumur 53 tahun. Jerman? 62 tahun resminya dan 65 tahun efektifnya, dan direncanakan tumbuh hingga umur 69 tahun. Indonesia saat ini umur resmi pensiun adalah 55 tahun dengan anggapan ekspektasi hidup hingga umur 60 tahun. Saat ini ekspektasi hidup Indonesia adalah 71 tahun (laki-laki 69 tahun dan wanita 74 tahun), jadi jangan kaget jika dimasa depan umur resmi pensiun akan bertambah hingga 60-65 tahun.

Intinya, jika anda pensiun terlalu cepat atau anda pensiun tanpa kesiapan. Anda tidak hanya menjadi beban anak-anak dan cucu saja, tapi juga beban negara. 






"We cannot continue. Our pension costs and health care costs for our employees are going to bankrupt this city." Michael Bloomberg




Warren Buffett


Sekarang anda sudah mendapatkan kenyataan bahwa umur pensiun anda mungkin akan diperpanjang oleh pemerintah dimasa yang akan datang. Pertanyaan berikutnya adalah, "Apakah saya siap? bukankan melelahkan berkerja hingga tua?" 

Sebuah survey dilakukan Amerika Serikat terhadap para pemilik bisnis, pertanyaanya simpel. "Diumur berapa anda ingin pensiun?". Bagi kita yang sudah pernah membaca buku Robert T. Kiyosaki yang berjudul Rich dad, Poor dad. Tentu mimpi kita adalah bagaimana bisa pensiun di umur 40 tahun, dengan memiliki aset yang terus menghasilkan aset, hidup tanpa kekurangan suatu apapun dan blablabla. Tentu pikiran kita adalah semua orang yang kaya akan pensiun lebih cepat, buat apa bekerja jika sudah memiliki banyak uang?

Hasil survey ini ternyata sedikit mengejutkan saya, sebagian besar dari mereka menjawab dengan tegas, "saya tidak ingin pensiun". Sebagian lagi menyatakan sudah pensiun, loh kok bisa padahal masih jadi CEO? Ternyata definisi pensiun mereka adalah bekerja 5 hari seminggu setelah masa muda mereka dihabiskan dengan bekerja 7 hari seminggu untuk merintis bisnis. Workaholic? I don't think so. 

Coba lihat muka orang-orang fotonya terpampang ditulisan ini. Bill Gates (58 tahun), masih aktif dalam microsoft dan bill and melinda gates foundation, David H. Murdock (90 tahun), CEO Dole Food Company dan Warren Buffet (83 tahun), CEO Berkshire Hathaway Inc. Apa terlihat muka sedih dan penyesalan disana? saya tidak tahu jawaban anda, tapi saya jelas tidak melihatnya. Tahu alasannya? karena mereka bekeja sesuai passion, mereka mencitai pekerjaanya, dan disitulah kebahagiaan mereka.   





"Choose a job you love, and you will never have to work a day in your life" Confucius








Mungkin sebagian dari anda akan bertanya, "saya tidak bahagia dengan perkerjaan saya, apakah saya harus terus berkerja seperti ini hingga saya mati?". Saya sangat memahami bahwa tidak semua orang beruntung untuk dapat berkerja sesuai passion mereka. Jika anda pensiun nanti, tentu dengan beban yang lebih sedikit (anak sudah bekerja, dapat tunjangan pensiun) anda dapat mencoba pekerjaan yang anda idam-idamkan sejak muda. Ingin berkebun? Berkeja di NGO atau Foundation? semua bisa anda lakukan dan itu adalah pilihan anda.

"Menjadi tua dan mati itu takdir, tapi menjadi bahagia itu pilihan.  Saat ini saya sedang memperlihatkan kepada anda satu jalan hidup yang lain, yakni bahagia tanpa pensiun. Please feel free to choose and may the force be with you."



Komentar

  1. Banyak topik digabungin ya. Keren! Pas buat yang lagi cari, sedang, dan pengen berhenti kerja tulisannya.
    Tulisan lu punya ciri khas loh yang kalo pas dibaca bikin mikir: khasnya Handy nih tulisan.
    Keep writing!

    BalasHapus
  2. Mencerahkan..sangat membantu menyadarkan banyak orang yang membaca. Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you, please share if you think it's useful :D

      Hapus
  3. Keren dik....tapi ntar bapak mau pensiun aja...momong cucu ya

    BalasHapus
  4. Good read ndy,ha.ha.. it never be easy, but it's not impossible as well.. :D

    BalasHapus
  5. mantap kak! baru lulus trus cari2 info kerja, nyasar di blog ini, eh ternyato uong palembang :D

    sekarang jadinya kerja dmn kak?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman tes kerja. Nestle, Kraft, Bank Commonwealth, Coca-cola Amatil dan LINE

It's been a while since my last post in this blog... Padahal banyak banget tulisan yang masih di draft dan belom rampung, seperti "US Government Shutdown" (Sampe shutdwon nya kelar tulisannya belom kelar juga T.T), "Perang dan kerajaan bernama Lockheed Martin", "Arsenal dan mimpi bersama Ozil" (bentar lagi udah mau tengah musim malah belom selesai...) dan tulisan-tulisan lainnya yang masih tersimpan rapi di dalam draft. Sibuk mencari dan tes-tes kerja sih, maklum fresh graduate :D FYI, hampir di semua perusahaan gue apply nya yang bagian MT atau Management Trainee. MT itu strata tertinggi dalam jalur penerimaan perusahaan, karena emang disiapin buat jadi future leader. diaharapkan dalam waktu 3-7 tahun udah bisa jadi manager. MT pasti jelas dapat banyak privilege yang ga didapet sama karyawan biasa, seperti karir yang lebih cepet, tutor langsung ke board of director dll. Tapi ya karena posisi ini bergengsi, jadi siap-siap untuk bersaing sama lulusa

Anatomi teroris di Indonesia

"Turut berduka untuk semua korban teroris hari ini, karena mereka yang hilang, tak mungkin tergantikan" Oke, tiba-tiba JAD dapet panggung dan semua orang langsung bertanya-tanya, JAD siapa sih? kok pola terorisme sepertinya berubah ya? Emang ISIS ada di Indonesia? ISIS buka cabang kayak ayam geprek apa gimana? Gue sesungguhnya cuma pengamat saja, gue coba men-summarize sedikit anatomi teroris di Indonesia yang paling latest Pemain: Jamaah Islamiyah (JI) - lulusan Afghanistan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) - lulusan Syria JI ini pemain lama, dulu sempet gede di Indonesia era 2000an. Serangan iconic paling besar waktu bom Bali, bom bali 1 dan bom bali 2, JW marriot.  JAD ini new comers, dibentuk banyak lulusan ISIS yang balik kampung ke Indonesia, yes banyak anggotanya yang lulusan Syria. Prison riot di rutan mako brimob, bom gereja di surabaya ini dua2nya confirm aksi JAD Kiblat: JI: Al-Qaeda JAD: ISIS JI bisa dibilang masih ada jaringan st

Kenapa Trump menang hari ini dan akan menang besok dan seterusnya (Part 1)

Akhir-akhir ini sering dapet pertanyaan, "Ndi, kenapa sih Trump bisa menang? kok bisa orang rasis dan kasar kayak Trump bisa menang di Amerika? Kenapa orang Amerika bego-bego ya?" Karena itulah tulisan ini dibuat, jadi kalau ada yang nanya lagi, gue akan kasih link nya aja. First, orang Amerika ga bego, mereka salah satu negara tercerdas di dunia, so Trump win for a reason. Second, sejarah nya panjang, kita akan balik lagi sampai ke awal kemenangan Obama 2008 - Arab Spring 2010 - Kebangkitan ISIS - Brexit 2016 dan Trump 2017 Saya mencoba menyatukan potongan puzzle ini hingga jadi suatu cerita yang utuh dengan pengetahuan politik ala-ala. "Connecting the dots" kalo kata Steve Jobs Obama - Kemenangan dunia liberal Untuk mensimplifikasi masalah, ada dua kekuatan politik yang sangat kuat dan berpengaruh di dunia. Konsevatif & Liberal, kalau di Amerika diwakili oleh persaingan partai Republik dan Demokrat. Dua kubu ini punya weighted point yang berb